Selamat Datang di Dunia Keperawatan

Senin, 29 Oktober 2012

Pemeriksaan mata

Orang umur dibawah 40 tahun direkomendasikan memeriksakan matanya setiap 3-5 tahun sekali, atau lebih sering jika menderita penyakit hipertensi, diabetes millitus, diskrasia darah atau penyakit mata(misal glukoma). Setelah usia lebih 40 tahun, pemeriksaan direkomendasikan tiap 2 tahun untuk menghilangkan kemungkinan glukoma. Pemeriksaan mata biasanya meliputi pengkajian ketajaman penglihatan (derajat detaail yang dapat dilihat mata pada gambar), gerakan okular, lapangan pandang (area yang dapat dilihat individu saat melihat ke depan) dan struktur eksternal.

PENGKAJIAN MATA

Perlengkapan
  • Lidi kapas
  • Kasa segi empat
  • Sarung tangan pemeriksaan
  • Penggaris milimeter
  • Senter kecil
  • Bagan Snellen dan bagan E
  • Bagan tidak tembus cahaya
Pelaksanaan
  1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klin dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasil akan digunakan untuk melaksanakan perawatan dan terapi selanjutnya.
  2. Cuci tangan, pakai sarung tangan, dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat
  3. Jaga privasi pasien
  4. Tanyakan kepada klien apakah klien memiliki riwayat salah satu penyakit : keluarga dengan diabetes, hipertensi, diskrasia darah, penyakit mata, cedera dan pembedahan; Kunjungan terakhir kedokter mata; obat yang sedang digunakan; penggunaan alat bantu penglihatan; gejala masalah mata saat ini (kabur, gatal, merah dll)
  5. Untuk melakukan pemeriksaan mata eksternal, Inspeksi penyebaran alis mata kesejajarannya kualitas kulit serta gerakannya (minta klien menggerakkan alis keatas dan kebawah)
  6. Inspeksi ratanya penyebaran dan arah lengkungan bulu mata. 
  7. Inspeksi karakteristik  permukaan kelopak mata (mis, kualitas dan tekstur kulit) posisinya terhadap kornea, kemampuan mengedip, frekuensi kedipan. Untuk memeriksa kelopak atas dengan benar,a ngkat kelopak mata dengan ibu jari dan jari telunjuk, lalu minta klien menutup mata. Ispeksi kelopak mata saat mata bagian bawah ditutup.
  8. Inspeksi warna,tekstur, adanya lesi pada konjungtiva bulbar (yang melapisi sklera). Tarik kembali kelopak mata dengan ibu jari dan jari telunjuk, tekan area atas dan bawah tulang orbital yang menonjol dan anjurkan klien melihat keatas, kebawah dan dari samping ke samping.
  9.  Inspeksi konjungtiva palpebra (yang melapisi kelopak mata) dengan membalikkan kelopak mata. Perhatikan warna, tekstur dan lesi. Balikkan kelopak mata bawah keluar, melihat keatas.  Lalu dengan lembut tarik kembali kelopak mata bawah dengan telunjuk.
  10. Balikkan kelopak mata atas jika diduga ada masalah
  11. Inspeksi dan palpasi kelenjar laksimal
  12. Inspeksi dan palpasi kantung lakrimal dan duktur nasolakrimal
  13. Inspeksi kejernihan dan tekstur kornea. Minta klien untuk melihat lurus kedepan Pegang senter kecil pada sudut yang miring terhadap mata dan gerakkkan cahaya perlahan-lahan melewati permukaan kornea.
  14. Lakukan uji sensivitas kornea (refleks) untuk menentukan fungsi saraf kranial kelima. Minta klien untuk terus membuka mata dan melihat lurus kedepan dekati dari belakang dan samping lalu sentuh kornea dengan perlahan dengan ujung kornea.
  15. Inspeksi transparansi dan kedalaman ruang anterior. Gunakan kemiringan cahaya yang sama seperti melakukan pengujian kornea.
  16. Inspeksi warna, bentuk dan kesimetrisan pupil. 
  17. Kaji reaksi konsensual dan reaksi langsung dari pupil terhadap cahaya untuk menentukan fungsi saraf kranial ketiga (okulomotorik) dan saraf kranial keempat (troklear)
  18. Kaji reaksi pupil terhadap setiap akomodasi
  19. Kaji lapang pandang perifer untuk menentukan fungsi retina dan jalur penglihatan neuronal ke otak dan saraf kranial kedua (optik).
  20. Untuk menguji otot ekstraokular lakukan uji 6 gerakan okular untuk menentukan kesejajaran  dan koordinasi mata.
  21. Untuk menguji ketajaman penglihatan, kaji penglihatan jarak dekat dengan memberikan pencahayaan yang ade kuat dan meminta klien untuk membaca majalah atau surat kabar yang terpegang dengan jarak 36 cm. jika pasien menggunakan lensa korektif kacamata atau lensa harus dipakai saat diuji. 
  22. Kaji penglihatan jarak jauh, minta klien untuk menggunakan lensa korektif, kecuali digunakan hanya untuk membaca, yaitu jarak 36 cm.
  23. Lakukan uji penglihatan fungsional jika klien tidak mampu baris paling atas (20/200) pada kartu snellen

Berman Audrey . (2009). Kozier & Erb Buku Ajar Praktik  Keperawataan Klinis. Jakarta : EGC
Swartz Mark (1995) Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar