Selamat Datang di Dunia Keperawatan

Rabu, 27 Juni 2012

Barrel Chest (dada tong)

Pada dada tong (barrel chest), bentuk elips normal dada digantikan oleh yang berbentuk bulat dimana diameter anteroposterior membesar sampai sekitar diameter melintangnya.Diafragma tertekan sementara sternum terdorong ke depan sementara rusuk melekat secara horizontal, bukan menyudut. akibatnya, dada tampak selalu berada pada posisi inpiratori.

Biasanya merupakan tanda belakangan dari penyakit pulmoner obstruktif kronik (COPD), dada tong adalah akibat pembesaran volume paru karena obstruksi aliran udara. Pasien mungkin tidak menyadari hal ini krena kondisi ini berkembang secara bertahap.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Mulailah dengan menanyakan riwayat penyakit pulmoner. Catat eksposur kronik terhadap iritan lingkungan seperti absestos atau asbes. Tanya kebiasaan merokok pasien. Lalu periksa tanda dan gejala lain penyakit pulmoner. apakah pasien batuk-batuk? apakah batuknya sering atau jarang? apakah berkaitan dengan aktivitas? walaupun dispnea lazim pada COPD, banyak pasien tidak dapat mengaitkannya dengan penyakit tersebut. 
Lakukan auskultasi untuk mengetahui bunyi nafas abnormal, seperti gemerisik dan mengi. lalu perkusi dadanya, bunyi hipersonan mengindikasikan adanya udara yang terperangkap, bunyi pekak atau rendah mengindikasikan penumpukan mukus. Waspadalah peggunaan otot aksesori, retraksi interkostal, dan takipnea, yang memungkinkan distres respiratori.

Akhirnya, amati pasien secara umum. Cari sianosis sentral di pipi, hidung, mukosa didalam bibir. Selain itu, cari sianosis perifer didasar kuku. Juga catat Clubbing pada dasar kuku, suatu tanda belakangan COPD.

Penyebab medis
  • Asma
  • Bronkitis kronik
  • Emfisema
  • Osteoartritis
Kita dapat menentukan apakah pasien memiliki dada yang normal ataukah tong dengan melihat anteroposterior dan diameter dada melintang. Pada dada normal orang dewasa Ratio anterior posterior terhadap diameter melintang  (lateral) 1:2 pada pasien dengan dada tong rasio ini mendekati 1:1 karena membesarnya diameter anteroposterior.

Pertimbangan keperawatan 
  • Untuk mempermudah pernafasan, minta pasien duduk dengan tubuh condong ke muka, tangan ditempatkan dilutut untuk menopang torso atas (posisi tripod), sehingga memungkinkan ekskursi diafrakmatik secara maksimal untuk membantu pengembangan dada. 
  • Lakukan Assesment terhadap nyeri da berikan analgesik sesuai indikasi
Pelatihan pasien
  • Nasehati pasien untuk menghindari iritan bronkial, terutama merokok yang mungkin memperhebat COPD
  • Minta pasien agar melaporkan jika keluar sputum bernanah yang mengindikasikan infeksi saluran nafas atas
  • Beritahukan pasien untuk menjarangkan aktifitasnya untuk membantu meminimalkan dispnea eksersional
  • Jelaskan gangguan yang menjadi penyebab dan rencana pengobatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar